Curhat Random

Hidup itu dinamis.
Terus bergerak.
Terus berubah.

Berapa bulan ini rasanya gimana gitu setiap kali melihat sosial media.
Postingan yang memenuhi halaman depan adalah “engaged”,”got married”, foto prewed, foto pernikahan, dan foto anak-anak yang baru lahir.
Memang kenapa?
Tidak senang melihat itu semua?

Senang lah.
Bahagia melihat apa yang terjadi pada kehidupan teman-teman saya.
Namun,ada sesuatu yang terusik di dalam sini.

Pikiran pun terbang kembali ke 1 tahun lalu.
Jika kami masih bersama, saat ini mungkin saya sedang heboh mempersiapkan pernikahan saya.
Saat ini saya mungkin sedang tidak berjuang di bangku perkuliahan lagi.
Beberapa bulan ke depan mungkin saya sedang berbadan dua.
Tahun depan mungkin saya dan dia sudah bertiga.

Jadi menyesal dengan perpisahan itu?

Tidak. Saya tidak menyesal sama sekali.
Hanya saya melihat banyak hal berbeda.
Saat ini jujur sering rasa sepi itu datang.
Apalagi ketika saya lelah dan membutuhkan ketenangan.
Ketika tanggung jawab di sekolah bertambah dan perjalanan pulang diiringi hujan, saya menitikkan air mata.
Ketika kelelahan dan kejenuhan datang, saya menitikkan air mata.

Sering saya bertanya.
Tuhan,mengapa saya kembali berada di fase ini?
Di saat lingkungan pergaulan saya sudah settle dengan hidup dan pasangan mereka, saya masih berkelana mencari dan menunggu separuh jiwa saya.

Belasan tahun lalu kegalauan saya adalah tentang matematika, fisika, dan kimia.
Saat ini kegalauan saya adalah bagaimana kehidupan saya ke depan, apakah saya akan terus sendiri, kapan saya ada di fase settle dengan hidup dan pasangan, dan lain sebagainya.

Hidup itu dinamis.

Banyak hal berubah.
Begitu pun dengan orang-orang di sekitar saya.
Orang-orang yang tidak pernah saya kenal sebelumnya.
Hari ini menjadi orang-orang terdekat saya.
Orang-orang yang sebelumnya terdekat.
Hari ini cukup dengan kata dekat tanpa awalan ter.

Hidup itu terus bergerak.

Kemarin tertawa bersama.
Hari ini hanya saling menatap

Hidup itu terus berjalan.

Ketika saya terusik dan tertegun melihat padatnya sosial media dengan topik serupa, waktu terus berjalan tanpa menunggu saya.

Hidup itu tidak statis.

Ketika pertanyaan keluarga yang semula “kapan pulang ke bandung” menjadi “kapan kamu nikah”.

Hidup itu terus melaju.

Dan bertanya “apakah kamu akan diam saja dan terus berkubang dalam kegalauan ini?”

Saya pun memilih untuk bergerak bersama hidup dan melakukan hal-hal yang saya bisa sampai Tuhan mengijinkan saya untuk settle.

Sebuah curahan hati random di Minggu malam.

Bandung, 25 September 2016

3 thoughts on “Curhat Random

Leave a comment